PART I
Mmmmm
Tak tahu harus memulai bercerita dari mana, terlalu banyak kenangan indah dan pahit yang telah berhasil terpahat dalam hati namun sulit dirangkai menjadi suatu alur cerita yang tersusun dengan indahnya. Namun, terlepas dari semua itu saya tetap berusaha untuk merangkai kata menjadi kalimat, kalimat menjadi pargarap, paragrap menjadi suau tulisan yang pantas di nilai sebagai suatu karya walaupun terlahir dari seseorang yang belum mumpuni dalam ilmu menulis layaknya seorang penulis profesional.
kami adalah sekelompok generasi muda yang datang dari berbagai cultural background yang sangat berbeda yang mengikuti suatu program pemerintah yang bertujuan untuk MENGATASI BERBAGAI PERMASALAHAN DI DUNIA PENDIDIKAN seperti permasalahan pendidik, yang mengalami kekurangan jumlah
(Shortage), distribusi tidak seimbang
(Unbalanced distribution),
kualifikasi di bawah standar (Under
qualification), kurang kompeten (low competencies) serta ketidaksesuaian
antara kualifikasi pendidikan dengan bidang yang diampu (mismatched). kami tergabung dalam suatu program MAJU BERSAMA MENCERDASKAN INDONESIA: SARJANA MENDIDIK DI DAERAH 3T (SM-3T). tak bisa kami pungkiri ada berbagai banyak alasan yang sangat berbeda-beda ketika kami memilih untuk bergabung dalam program ini seperti:
- financial matter
- teacher professionalism study (PPG)
- jobless
program ini dimulai dengan proses perekrutan yang dilaksanakan secara nasional oleh para LPTK (Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan) yang tersebar di seluruh Indonesia. dengan syarat sebagai berikut:
kami diseleksi dalam 3 tahap yang sangat menguji kemampuan sebagai seorang intelektual yang telah mengecap ilmu pendidikan selama kurang lebih 4 tahun. seleksi tersebut meliputi:
- seleksi administrasi (nasional)
- test online (tes potensi akademik, tes kemampuan dasar, dan tes bidang studi), nasional
- test wawancara, LPTK
setelah melalui tahap seleksi kami di persiapkan secara mental dan fisik dalam kegiatan PRAKONDISI selama 12 hari. 10 hari berada di Hotel Lamacca dengan menyiapkan ruang kosong dalam otak kami masing-masing untuk menerima berbagai materi dari para SANG AHLI dalam bidangnya masing-masing, seperti:
- Rencana Pelaksanaan Pembelajarann (RPP)
- micro teaching
- p3k
- pramuka
- manajemen sekolah
- administrasi sekolah
dan pada akhirnya, hari yang kami tunggu akhirnya datang. segenap kelurga mengantar kami menuju BANDARA INTERNATIONAL HASANUDDIN MAKASSAR untuk melepas kami ke tempat pengabdian kami KAB. BIAK NUMFOR. sekelumit hujanpun jatuh dari mata para pengantar kami yang juga sempat meluluhkan hati kami. semakin berat meninggalkan mereka, namun kami tetap harus pergi meninggalkan mereka sejenak untuk bisa berprestasi di UJUNG TIMUR INDONESIA: TANAH HITAM DAN KARANG, BIAK NUMFOR, PAPUA. Mungkin lagu dari Duo Maia yang juga pantas kami lantunkan untuk mereka yang kami tinggalkan:
aku hanya pergi tuk sementara
bukan tuk meninggalkanmu selamanya
aku pasti kan kembali pada dirimu
tapi kau jangan nakal (uups lirik yg terakhir ini cocoknya untuk mereka yang meninggalkan orang terkasihnya)
ketika kami baru saja memantapkan langkah kami menuju pengabdian, masalah sudah menghadang didepan kami: OVERWEIGHT.
bagaimana tidak, rata-rata dari kami ketakutan tidak bisa mendapatkan berbagai kebutuhan primer sesampainya di tempat pengabdian. (gambaran yang diberikan SEKDIS tentang BIAK NUMFOR yang sebenarnya tidak parah dari apa yang kami gambarkan dikepala masing-masing masih kami indahkan). maka jadilah,EXTRA OVERWEIGHT!!!!
Banyak dari kami yang membawa peralatan mandi untuk jangka waktu 1 bulan bahkan 6 bulan, pakaian yang terlalu banyak dibawa, beras, rice cooker, dan berbagai jenis makanan lainnya.
permasalahan ini bertambah parah ketika kami sudah harus berada diruang tunggu terakhir sebelum naik ke pesawat ternyata barang-barang yang kami bawa masih dinilai terlalu banyak sehingga para KOORDINATOR dan para kaum adam lainnya harus kembali kelantai bawah untuk bernegosiasi dengan pihak bandara mengenai hal tersebut. bahkan lebih parahnya lagi KOORDINATOR KABUPATEN (Sakman, S. Pd., M. Pd.) hampir saja kami tinggalkan karena pesawat sudah harus TAKE OFF namun dirinya belum muncul jga.
hmmmm, namun dari semua itu kami bersyukur kami bisa menyelesaikannya dengan kerja sama yang baik antara kami dan tanggung jawab para koordinator yang tidak bisa disangsikan lagi. satu ujian kekompakan yang sangat menguji diawal langkah kami menuju tempat pengabdian.